Dampak Psikologis Kekerasan Seksual pada Korban dan Cara Mengatasinya
Kekerasan seksual merupakan tindakan yang merugikan dan traumatis bagi korban. Dampak psikologis kekerasan seksual pada korban sangatlah berat dan dapat memengaruhi kehidupan mereka dalam jangka panjang. Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sebanyak 30% dari korban kekerasan seksual mengalami gangguan psikologis seperti depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan stres pasca trauma.
Dr. Agnes Callamard, Direktur Eksekutif Amnesty International, menyatakan bahwa “kekerasan seksual tidak hanya merusak fisik korban, tetapi juga merusak kesehatan mental mereka. Dampak psikologisnya bisa berlangsung seumur hidup jika tidak ditangani dengan baik.”
Korban kekerasan seksual seringkali mengalami rasa malu, takut, dan merasa bersalah. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mempercayai orang lain, mengalami gangguan tidur, dan sulit untuk berinteraksi sosial. Hal ini dapat mengganggu kesejahteraan mental dan emosional korban.
Untuk mengatasi dampak psikologis kekerasan seksual, korban perlu mendapatkan dukungan yang tepat. Menurut psikolog Anjani Putri, “korban perlu diberikan ruang untuk mengungkapkan perasaan mereka, mendapatkan konseling yang sesuai, dan mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman.”
Selain itu, korban juga perlu mendapatkan pendampingan hukum dan perlindungan yang memadai. Menurut Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, korban kekerasan seksual perlu diberikan perlindungan hukum agar mereka merasa aman dan mendapatkan keadilan.
Dalam mengatasi dampak psikologis kekerasan seksual pada korban, penting bagi masyarakat untuk memberikan dukungan dan empati kepada korban. Dengan memberikan dukungan dan perlindungan yang tepat, korban kekerasan seksual dapat pulih dari traumanya dan memulai proses penyembuhan.